Jumat, 11 Maret 2016

Dinas Pendidikan Kota Surabaya


Seperti dijelaskan dalam Perwali Surabaya No. 42 Tahun 2011 Pasal 56, Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan.

Pada pasal selanjutnya (57) dijelaskan pula mengenai fungsi Dinas Pendidikan, sbb:
  • perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan;
  • penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum;
  • pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56;
  • pengelolaan ketatausahaan Dinas; dan
  • pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Visi :
"MENUJU SURABAYA SEBAGAI BAROMETER PENDIDIKAN NASIONAL"
Misi Pembangunan Pendidikan :
1.    Meningkatkan Ketersediaanya Layanan Pendidikan.
2.    Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan.
3.    Meningkatkan Kualitas dan Relevannya Layanan pendidikan.
4.    Meningkatkan Kesetaraan Dalam Layanan Pendidikan.
5.    Meningkatkan Kepastian / Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidikan.

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pendidikan :

Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan PAUD yang bermutu dan bersetaraan di setiap kawasan wilayah Kota Surabaya
a.     Meningkatnya APK dan APM Anak Usia PAUD
b.     Manajemen Pengelolaan Pendidikan PAUD Sesuai dengan standart
c.     Kepala Sekolah , Pengawas dan Pendidik PAUD Telah Mengikuti Pelatihan        Professional
Terjaminnya kepastian dan ketersediaannya layanan Pendidikan Dasar yang bermutu dan bersetaraan di setiap kawasan wilayah Kota Surabaya
a.       Meningkatnya APK Pendidikan Dasar, untuk SD mencapai 115 %, dan APM mencapai 95 %
b.      Meningkatnya APK Pendidikan Dasar, untuk SMP mencapai 98 %, dan APM mencapai 95 %
c.       Meningkatnya Angka Partisipasi Siswa SMP mencapai 99 %
d.      Menurunnya Angka Putus Sekolah dari 0,38 menjadi 0,1 %
e.      85 % Guru SD dan SMP sudah mencapai kualifikasi S1
f.        85 % Guru SD dan SMP sudah lulus sertifikasi dan mendapat Tunjangan Profesi Pendidik ( TPP )
g.       90 % guru, Kepala Sekolah dan Pengawas sudah mendapatkan Pelatihan Pengembangan Profesi baik melalui Pelatihan atau Continuing Education, atau yang lain
h.      Seluruh bangunan SD dan SMP telah memenuhi syarat kelayakan sebagai sekolah
i.         Rata - Rata kelulusan SD mencapai angka 7,00 di akhir tahun 2015
j.        Prosentase kelulusan tingkat SMP mencapai 99 ,30 %
k.       Rata rata kelulusan SMP mencapai angka 6,00 di tahun 2015
l.         Minimal ada siswa yang menjadi juara 1, 2 dan atau 3 dalam setiap bidang yang dilombakan untuk olimpiade tingkat Nasional dan ada yang menjadi juara minimal 1 bidang yang dilombakan di olimpiade tingkat Internasional
m.    Ratio guru dengan siswa 1: 32 untuk SD dan 1: 28 untuk tingkat SMP
n.      Semua sekolah jenjang SD dan SMP sudah terakreditasi
o.      Minimal 60 % akreditasi SD mendapatkan angka A dan 70% akreditasi SMP mendapatkan A
p.      Maksimal 10 % akreditasi SD mendapatkan nilai C dan 5 % akreditasi SMP mendapatkan nilai C
q.      Sekolah jenjang SD sudah SSN mnimal 60% dan SMP sudah SSN minimal 75%
r.        Ada 10 sekolah sudah mendapatkan sertifikat ISO
Tersedia dan terjangkaunya Pendidikan Menengah yang bermutu dan bersetaraan disetiap kawasan wilayah Kota Surabaya
a.       APK dan APM sekolah menengah mencapai standar nasional , yaitu untuk SMA 98 % APK dan 85 % APM
b.      Angka putus sekolah menengah hanya mencapai 0,1
c.       Ratio guru dengan siswa 1: 28
d.      85 % guru sekolah menengah di Surabaya srata 1 ( S.1)
e.      Semua guru sekolah menengah telah mengikuti pelatihan pengembangan profesi guru
f.        Semua guru telah memperoleh sertifikasi
g.       Semua guru telah memperoleh sertifikasi
h.      Prosentase kelulusan meningkat mencapai 99, 5 % dalam ujian nasional
i.         Rata rata nilai meningkat dari 9,58 menjadi 9,85
j.        Ada yang menjadi juara dalam masing masing bidang pada olimpiade tingkat nasional
k.       Ada yang menjadi juara dalam salah satu bidang pada olimpiade internasional
l.         Sarana gedung sekolah beserta fasilitasnya memenuhi standar kelayakan         pendidikan
m.    Semua sekolah terakreditasi dengan nilai 70% A dan 25 % B dan 5 % C
n.      60 % sekolah sudah ber ISO
o.      Lulusan SMK 60 % bisa bekerja
Tersedia dan terjangkaunya pendidikan nonformal dan informal yang bermutu dan bersetaraan disetiap kawasan di Kota Surabaya
a.       Sudah tidak ada warga kota yang tidak bersekolah
b.      Program keahlian pada kursus telah terakriditasi, dan lulusan program ketrampilan hidup memiliki sertifikasi kompetensi
c.       Ada fasilitas parenting education yang handal
d.      Para penguji pelatihan sudah memiliki sertifikat nasional
Terciptanya sistem tata kelola layanan pendidikan yang handal dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan terjangkau serta bersetaraan
a.       Manajemen yang dilakukan oleh sekolah menganut system modern
b.      Laporan Keuangan menunjukkan telah sesuai dengan aturan yang berlaku

ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1.       Strength (kekuatan)

Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyarakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan, Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi penddikan antara lain yaitu SDM yang secara kuantitatif besar.
2.      Weakness (kelemahan)
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a.    Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b.    Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c.    Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap                  peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang        ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing                           dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

3.      Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a.    Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b.    Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c.    Perubahan dalam keadaan persaingan.
d.   Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara     lain  yaitu:
a.    Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan     peran serta pendidikan agama  yang lebih dominan.
b.    Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan  ke depan.
c.    Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4.      Threat (ancaman)
Ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.

ANALISIS S.M.A.R.T
Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu ringkas (simple), terukur (measurable), dapat dicapai (applicable), nyata (reliable) dan tepat waktu (time able).
Sasaran yang sudah disusun Dinas Pendidikan Kota Surabaya belumlah ringkas tetapi sudah dicapai beberapa tahun ke belakang, tahun ini dan akan menjadi ukuran di tahun berikutnya untuk lebih baik.

DAYA SAING
SUMBER DAYA
-    BERWUJUD = ANAK PAUD, SD, SMP, SMA, Guru yang tekualifikasi D-2, S-1, S-2
-    TAK BERWUJUD = Teknologi Informasi
KEMAMPUAN
Kumpulan Sumber Daya = Guru, Murid, Karyawan, Fasilitas (Peralatan, Gedung, dsb)
Kami menggunakan sistem teknologi informasi berbasis IT (rapor online, profil sekolah) yang belum digunakan oleh Kota/Kabupaten lain sehingga dijadikan percontohan.
Menggunakan Dana Bantuan Operasional Daerah dimana siswa berdomisili asli di Kota Surabaya mendapat bantuan dana tambahan (Selain Dana BOS Pusat)
KOMPETENSI INTI
Sumber Keunggulan Bersaing = Kami bersaing menggunakan sistem teknologi informasi berbasis IT (rapor online, profil sekolah) yang belum digunakan oleh Kota/Kabupaten lain sehingga dijadikan percontohan.
Menggunakan Dana Bantuan Operasional Daerah dimana siswa berdomisili asli di Kota Surabaya mendapat bantuan dana tambahan (Selain Dana BOS Pusat)

v  KEUNGGULAN BERSAING YANG BERKESINAMBUNGAN
Diperoleh dari Kompetensi Inti
Dinas Pendidikan sudah mempunyai daya tahan sangat tinggi lebih dari 10 tahun serta kami bersaing menggunakan sistem teknologi informasi berbasis IT (rapor online, profil sekolah) yang belum digunakan oleh Kota/Kabupaten lain sehingga dijadikan percontohan
Menggunakan Dana Bantuan Operasional Daerah dimana siswa berdomisili asli di Kota Surabaya mendapat bantuan dana tambahan (Selain Dana BOS Pusat)
v  Daya Saing
Perolehan Sumber Daya yang sudah mencapai target
Dinas Pendidikan sudah mempunyai daya tahan sangat tinggi lebih dari 10 tahun serta kami bersaing menggunakan sistem teknologi informasi berbasis IT (rapor online, profil sekolah) yang belum digunakan oleh Kota/Kabupaten lain sehingga dijadikan percontohan
Menggunakan Dana Bantuan Operasional Daerah dimana siswa berdomisili asli di Kota Surabaya mendapat bantuan dana tambahan (Selain Dana BOS Pusat).
                                                            VALUE CHAIN model M. PORTER'S
                                       
                                           ANALISIS IFAS DAN EFAS










Setelah diketahui titik pertemuan diagonal-diagonal tersebut (X), maka posisi unit usaha diketahui pada kuadran I namun cenderung dekat pada kuadran IV sehingga perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut ini

MATRIK SWOT



                                                     
                              VARIASI STRATEGI                                                                     





STRATEGI DIFERENSIASI

                                                            PROSES BISNIS UNIT






                                                           
                                    ANALISIS STRATEGI (KESIMPULAN)

Dinas Pendidikan Kota Surabaya mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. Mempunyai Visi menjadikan Kota Surabaya menjadi Barometer Pendidikan Nasional dimana Pendidikan di Surabaya akan menjadi percontohan untuk Daerah lain di Indonesia. Program-program yang sudah di jalankan beberapa tahun belakangan menjadi bukti bahwa Surabaya mampu menjadi Percontohan yang sangat baik untuk Daerah lain. Bukan hanya Daerah di seluruh Indonesia tetapi juga Mancanegara. Mengadakan kerjasama dan studi banding ke Negara lain yaitu mulai dari Negara ASEAN sampai ke Eropa.
Pendidikan di Surabaya menggunakan sistem Teknologi Informasi atau Berbasis IT, semua program sudah dirancang menggunakan Internet. Dapat di askes oleh semua kalangan Pendidikan melalui alamat Web yang sudah tersedia.

Berdasarkan analisis strategi yang sudah di pelajari, Dinas Pendidikan memiliki program kerja yang sangat panjang dan program tersebut harus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun agar pelayanan terhadap Pendidikan di Surabaya semakin maksimal, baik dan terpercaya. Jumlah tenaga pendidik semakin banyak terkualifikasi pendidikan min. S-1 dan bersertifikasi, lulusan siswa terbaik, sarana prasarana yang lengkap, Gedung terstruktur modern fasilitas yang memadai dan banyak lagi yang harus dicapai. Oleh karena itu, analisis strategi ini dapat menjadi program terstruktur yang dirancang untuk program ke depan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar